Senin, 19 Oktober 2015

Proses Sosial dan Interaksi Sosial



Proses Sosial dan Interaksi Sosial
A. Pengertian Sosial
Tamotsu Shibutani menyatakan bahwa sosiologi mempelajari transaksi-transaksi sosial yang mencakup usaha-usaha bekerja sama antara pihak karena semua kegiatan manusia didasarkan pada gotong-royong.
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada.
Jadi kesimpulannya proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik,politik dengan ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Maka, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Proses-proses sosial adalah adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok-kelompok saling ketemu saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Atau dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama.




B. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain proses sosial hanya hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
 Contoh Interaksi Sosial
            Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula didalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi perbenturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Misalnya, dikalangan banyak suku bangsa di Indonesia berlaku suatu tradisi yang telah melembaga dalam diri masyarakat bahwa dalam perkawinan, pihak laki-laki diharuskan memberikan mas kawin kepada pihak wanita, yang sering kali jumlahnya besar sekali. Dasar adanya mas kawin tersebut antara lain berasal dari alam pikiran bahwa dengan berpisahnya wanita  dari keluarganya (karena dibawa oelh suaminya), maka timbul ketidakseimbangan magis dalam keluarga si wanita tersebut. Kesimbangan akan dicapai kembali apabila syarat-syarat mas kawin tadi dipenuhi. Beratnya syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pihak laki-laki sering kali menyebabkan terjadinya kawin lari, yang dalam hal ini disetujui oleh calon istri. Biasanya persoalan kawin lari tersebut diselesaikan oleh seluruh masyarakat, karena menyangkut kepentingan umum dan tata tertib seluruh masyarakat.
Interaksi sosial tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsusng dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud. Jadi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama.


C.  Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu :
1.     Adanya kontak sosial
2.     Adanya komunikasi
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk,yaitu sebagai berikut :
a.     Antara orang-perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya.
b.     Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya
Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.
c.      Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai politik yang ketiga didalam pemilihan umum.


D. Kehidupan yang Terasing
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation).
Kehidupan terasing dapat disebabkan karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan orang-orang lainnya.

Contohnya, diman anak-anak yang sejak kecil diasingkan dari pergaulan dengan orang-orang lain mempunyai kelakuan yang mirip dengan hewan. Mereka tak dapat berbicara dan tak dapat berprilaku sebagai manusia biasa.

Terasingnya seseorang mungkin juga disebabkan karena pengaruh perbedaan ras atau kebudayaan yang kemudian menimbulkan prasangka-prasangka.

E.  Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial adalah kerja sama (cooperation), persaingan (competition), akomodasi (accomodation), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).
Macam-macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial
Gillin dan Gillin
Kimball Young
Tomatsu Shibutani
Bentuk interaksi adalah :
1.     Proses yang asosiatif (akomodasi, asimilasi dan akulturasi);
2.     Proses yang disosiatif (persaingan, pertentangan)
Bentuk interaksi adalah :
1.     Oposisi (persaingan dan pertentangan);
2.     Kerja sama yang menghasilkan akomodasi;
3.     Diferensiasi (tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar perbedaan usia, seks, dan pekerjaan).
Bentuk interaksi adalah :
1.     Akomodasi dalam situasi;
2.     Ekspresi pertemuan dan anjuran
3.     Interaksi strategi dalam pertentangan;
4.     Pengembangan perilaku massa.
Proses-proses interaksi yang pokok adalah sebagai berikut :
1.     Proses Asosiatif
a.       Kerja sama (cooperation)
Beberapa sosiologi menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Sebaliknya, sosiologi lain menganggap bahwa kerja samalah yang merupakan proses utama.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam atau ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau institusional telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seorang atau segolongan orang. Kerja sama bersifat agresif apabila kelompok dalam jangka waktu yang lama mengalami kekecewaan sebagai akibat perasaan tidak puas.
Dalam teori-teori sosiologi, beberapa bentuk kerja sama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan: kerja sama spontan (spontaneous cooperation), kerja sama langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractual cooperation) dan kerja sama tradisional (traditional cooperation). Kerja sama spontan adalah kerja sama yang serta-merta. Kerja sama langsung merupakan hasil dari perintah atasan atau penguasa, sedangkan kerja sama kontra merupakan kerja sama atas dasar tertentu, dan kerja sama tradisional merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
b.     Akomodasi (accomodation)
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti , yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1.     Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi disini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut,agar menghasilkan suatu pola yang baru;
2.     Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer;
3.     Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkata;
4.     Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial ysng terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti luas.

1.     Bentuk-bentuk Akomodasi       :
·        Coercoin adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan.
·        Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
·        Arbitration merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
·        Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundanglah pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada.
·        Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama.
·        Toleration merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
·        Stalemate merupakan suatu akomodasi, dimana pihak-pihak bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
·        Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa dipengadilan.

2.     Hasil-hasil Akomodasi                 :
·        Akomodasi dan Integerasi Masyarakat
·        Menekan oposisi
·        Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda
·        Perubahan-perubahan dalam kedudukan
·        Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi
3.     Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara individu atau kelompok dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Faktor yang mendukung asimilasi adalah toleransi, kesempatan dibidang ekonomi yang seimbang, menghargai kebudayaan lain, terbuka, ada persamaan unsur kebudayaan, perwakilan campuran, musuh bersama dari luar.
Faktor yang menghambat asimilasi adalah kehidupan yang terisolasi, tidak punya pengetahuan budaya yang lainnya, perasaan takut pada budaya lain, ada perbedaan ciri fisik, perbedaan kepentingan, dll.
Timbulnya proses asimilasi :
1)    Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya
2)    Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga,
3)    Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok  manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

2.     Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional processes, yang persis halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan.
1.1                         Persaingan
Suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan kekerasan atau ancaman.

Persaingan ada dua tipe, yaitu yang bersifat pribadi dan yang tidak bersifat pribadi.

Bentuk-bentuk persaingan adalah        :
a.     Persaingan ekonomi
b.     Persaingan budaya
c.      Persaingan untuk mencapai suatu kedudukan dan peranan yang tertentu dalam masyarakat
d.     Persaingan karena perbedaan ras
Fungsi-fungsi persaingan adalah           :
a.     Untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif
b.     Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik-baiknya.
c.      Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan seleksi sosial
d.     Sebagai alat untuk menyaring warga golongan-golongan karya untuk mengadakan pembagian kerja
Hasil suatu persaingan adalah    :
a.     Perubahan kepribadian seseorang
b.     Kemajuan
c.      Solidaritas kelompok
d.     Disorganisasi

1.2                         Kontravensi (Contravention)
Bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian kontraversi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.

Bentuk-bentuk kontraversi         :
1.     Perbuatan penolakan, perlawanan dll.
2.     Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum
3.     Melakukan penghasutan
4.     Berkhianat
5.     Mengejutkan lawan, dll

1.3                         Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Suatu proses sosial dimana individu ataun kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
Sebab-sebab atau akar-akar pertentangan adalah  :
1.     Perbedaan individu
2.     Perbedaan kebudayaan
3.     Perbedaan kepentingan
4.     Perubahan sosial
Bentuk-bentuk pertentangan adalah   :
1.     Pertentangan pribadi
2.     Pertentangan rasial
3.     Pertentangan antara kelas sosial
4.     Pertentangan politik
5.     Pertentangan yang bersifat internasional
Akibat-akibat dari bentuk pertentangan antara lain           :
1.     Tambahnya solidaritas “in-group”
2.     Goyah dan retaknya persatuan kelompok
3.     Perubahan kepribadian
4.     Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihak tertentu





Sumber         : Sukamto S. Pengantar Sosiologi (edisi terbaru). Jakarta, Rajawali Pr.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar