Proses
Sosial dan Interaksi Sosial
A. Pengertian
Sosial
Tamotsu Shibutani menyatakan bahwa sosiologi mempelajari
transaksi-transaksi sosial yang mencakup usaha-usaha bekerja sama antara pihak
karena semua kegiatan manusia didasarkan pada gotong-royong.
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang
dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu
dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan
terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola
kehidupan yang telah ada.
Jadi
kesimpulannya proses sosial
diartikan sebagai pengaruh timbal-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama,
misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik,politik dengan
ekonomi, ekonomi dan hukum, dan seterusnya.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan
sosial karena tanpa interaksi, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Maka,
dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial, yang
menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Proses-proses sosial adalah adalah cara-cara berhubungan
yang dapat dilihat apabila para individu dan kelompok-kelompok saling ketemu
saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut atau apa
yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya
cara-cara hidup yang telah ada. Atau dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai
pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama.
B. Interaksi
Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses
sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial)
karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. Bentuk lain proses sosial hanya hanya merupakan bentuk-bentuk khusus
dari interaksi sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia.
Contoh Interaksi Sosial
Interaksi sosial antara
kelompok-kelompok manusia terjadi pula didalam masyarakat. Interaksi tersebut
lebih mencolok ketika terjadi perbenturan antara kepentingan perorangan dengan
kepentingan kelompok. Misalnya, dikalangan banyak suku bangsa di Indonesia
berlaku suatu tradisi yang telah melembaga dalam diri masyarakat bahwa dalam
perkawinan, pihak laki-laki diharuskan memberikan mas kawin kepada pihak
wanita, yang sering kali jumlahnya besar sekali. Dasar adanya mas kawin
tersebut antara lain berasal dari alam pikiran bahwa dengan berpisahnya wanita dari keluarganya (karena dibawa oelh
suaminya), maka timbul ketidakseimbangan magis dalam keluarga si wanita
tersebut. Kesimbangan akan dicapai kembali apabila syarat-syarat mas kawin tadi
dipenuhi. Beratnya syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pihak laki-laki
sering kali menyebabkan terjadinya kawin lari, yang dalam hal ini disetujui
oleh calon istri. Biasanya persoalan kawin lari tersebut diselesaikan oleh
seluruh masyarakat, karena menyangkut kepentingan umum dan tata tertib seluruh
masyarakat.
Interaksi
sosial tak akan mungkin terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang
langsusng dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem
syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud. Jadi, interaksi sosial merupakan
kunci semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin
ada kehidupan bersama.
C. Syarat-syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Suatu
interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat,
yaitu :
1. Adanya kontak sosial
2. Adanya komunikasi
Kontak
sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk,yaitu sebagai berikut :
a. Antara orang-perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari
kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya.
b. Antara orang-perorangan dengan suatu
kelompok manusia atau sebaliknya
Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakan bahwa
tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila
suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan
ideologi dan programnya.
c. Antara suatu kelompok manusia dengan
kelompok manusia lainnya
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk
mengalahkan partai politik yang ketiga didalam pemilihan umum.
D. Kehidupan
yang Terasing
Pentingnya
kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi sosial dapat diuji terhadap
suatu kehidupan yang terasing (isolation).
Kehidupan terasing dapat disebabkan
karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan dengan
orang-orang lainnya.
Contohnya,
diman anak-anak yang sejak kecil diasingkan dari pergaulan dengan orang-orang
lain mempunyai kelakuan yang mirip dengan hewan. Mereka tak dapat berbicara dan
tak dapat berprilaku sebagai manusia biasa.
Terasingnya seseorang mungkin juga
disebabkan karena pengaruh perbedaan ras atau kebudayaan yang kemudian
menimbulkan prasangka-prasangka.
E. Bentuk-bentuk
Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk
interaksi sosial adalah kerja sama (cooperation), persaingan (competition),
akomodasi (accomodation), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau
pertikaian (conflict).
Macam-macam
proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial
Gillin dan Gillin
|
Kimball Young
|
Tomatsu Shibutani
|
Bentuk interaksi adalah :
1.
Proses yang
asosiatif (akomodasi, asimilasi dan akulturasi);
2.
Proses yang
disosiatif (persaingan, pertentangan)
|
Bentuk interaksi adalah :
1.
Oposisi
(persaingan dan pertentangan);
2.
Kerja sama yang
menghasilkan akomodasi;
3.
Diferensiasi
(tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar perbedaan usia, seks,
dan pekerjaan).
|
Bentuk interaksi adalah :
1.
Akomodasi dalam
situasi;
2.
Ekspresi
pertemuan dan anjuran
3.
Interaksi
strategi dalam pertentangan;
4.
Pengembangan perilaku
massa.
|
Proses-proses interaksi yang pokok
adalah sebagai berikut :
1. Proses Asosiatif
a. Kerja sama (cooperation)
Beberapa
sosiologi menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang
pokok. Sebaliknya, sosiologi lain menganggap bahwa kerja samalah yang merupakan
proses utama.
Kerja sama
timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu
in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama
mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam atau ada
tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau
institusional telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seorang atau
segolongan orang. Kerja sama bersifat agresif apabila kelompok dalam jangka
waktu yang lama mengalami kekecewaan sebagai akibat perasaan tidak puas.
Dalam
teori-teori sosiologi, beberapa bentuk kerja sama yang biasa diberi nama kerja
sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan:
kerja sama spontan (spontaneous cooperation), kerja sama langsung (directed
cooperation), kerja sama kontrak (contractual cooperation) dan kerja sama
tradisional (traditional cooperation). Kerja sama spontan adalah kerja sama
yang serta-merta. Kerja sama langsung merupakan hasil dari perintah atasan atau
penguasa, sedangkan kerja sama kontra merupakan kerja sama atas dasar tertentu,
dan kerja sama tradisional merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau
unsur dari sistem sosial.
b. Akomodasi (accomodation)
Istilah
akomodasi dipergunakan dalam dua arti , yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan
dan untuk menunjuk pada suatu proses.
Tujuan Akomodasi dapat
berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1. Untuk mengurangi pertentangan antara
orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.
Akomodasi disini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua
pendapat tersebut,agar menghasilkan suatu pola yang baru;
2. Mencegah meledaknya suatu
pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer;
3. Untuk memungkinkan terjadinya kerja
sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai
faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada
masyarakat yang mengenal sistem berkata;
4. Mengusahakan peleburan antara
kelompok-kelompok sosial ysng terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran atau
asimilasi dalam arti luas.
1.
Bentuk-bentuk Akomodasi :
·
Coercoin
adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya
paksaan.
·
Compromise
adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada.
·
Arbitration
merupakan suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang
berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
·
Mediation
hampir menyerupai arbitration. Pada mediation diundanglah pihak ketiga yang
netral dalam soal perselisihan yang ada.
·
Conciliation
adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak
yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama.
·
Toleration
merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
·
Stalemate
merupakan suatu akomodasi, dimana pihak-pihak bertentangan karena mempunyai
kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik tertentu dalam melakukan
pertentangannya.
·
Adjudication,
yaitu penyelesaian perkara atau sengketa dipengadilan.
2.
Hasil-hasil Akomodasi :
·
Akomodasi
dan Integerasi Masyarakat
·
Menekan
oposisi
·
Koordinasi
berbagai kepribadian yang berbeda
·
Perubahan-perubahan
dalam kedudukan
·
Akomodasi
membuka jalan ke arah asimilasi
3.
Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf
kelanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara individu atau kelompok dan juga
meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan
proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan-kepentingan dan
tujuan-tujuan bersama.
Faktor yang mendukung asimilasi adalah toleransi, kesempatan
dibidang ekonomi yang seimbang, menghargai kebudayaan lain, terbuka, ada
persamaan unsur kebudayaan, perwakilan campuran, musuh bersama dari luar.
Faktor yang menghambat asimilasi adalah kehidupan yang
terisolasi, tidak punya pengetahuan budaya yang lainnya, perasaan takut pada
budaya lain, ada perbedaan ciri fisik, perbedaan kepentingan, dll.
Timbulnya proses asimilasi :
1) Kelompok-kelompok manusia yang
berbeda kebudayaannya
2) Orang-perorangan sebagai warga
kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama
sehingga,
3) Kebudayaan-kebudayaan dari
kelompok-kelompok manusia tersebut
masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional
processes, yang persis halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap
masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem
sosial masyarakat bersangkutan.
1.1
Persaingan
Suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok yang bersaing mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat
perhatian umum dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang
telah ada, tanpa mempergunakan kekerasan atau ancaman.
Persaingan ada dua tipe, yaitu yang bersifat pribadi dan yang tidak
bersifat pribadi.
Bentuk-bentuk persaingan adalah :
a. Persaingan ekonomi
b. Persaingan budaya
c. Persaingan untuk mencapai suatu
kedudukan dan peranan yang tertentu dalam masyarakat
d. Persaingan karena perbedaan ras
Fungsi-fungsi persaingan adalah :
a. Untuk menyalurkan keinginan-keinginan
yang bersifat kompetitif
b. Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan
serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalurkan
dengan sebaik-baiknya.
c. Sebagai alat untuk mengadakan seleksi
atas dasar seks dan seleksi sosial
d. Sebagai alat untuk menyaring warga
golongan-golongan karya untuk mengadakan pembagian kerja
Hasil suatu persaingan adalah :
a. Perubahan kepribadian seseorang
b. Kemajuan
c. Solidaritas kelompok
d. Disorganisasi
1.2
Kontravensi (Contravention)
Bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau
pertikaian kontraversi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap
orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu.
Bentuk-bentuk kontraversi :
1. Perbuatan penolakan, perlawanan dll.
2. Menyangkal pernyataan orang lain
dimuka umum
3. Melakukan penghasutan
4. Berkhianat
5. Mengejutkan lawan, dll
1.3
Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Suatu proses sosial dimana individu ataun kelompok berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau
kekerasan.
Sebab-sebab
atau akar-akar pertentangan adalah :
1. Perbedaan individu
2. Perbedaan kebudayaan
3. Perbedaan kepentingan
4. Perubahan sosial
Bentuk-bentuk
pertentangan adalah :
1. Pertentangan pribadi
2. Pertentangan rasial
3. Pertentangan antara kelas sosial
4. Pertentangan politik
5. Pertentangan yang bersifat
internasional
Akibat-akibat
dari bentuk pertentangan antara lain :
1. Tambahnya solidaritas “in-group”
2. Goyah dan retaknya persatuan kelompok
3. Perubahan kepribadian
4. Akomodasi, dominasi dan takluknya
satu pihak tertentu
Sumber : Sukamto S. Pengantar Sosiologi (edisi
terbaru). Jakarta, Rajawali Pr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar